Senandung Rindu Untuk Kekasih (by: Ragil)
Kekasihku..
Aku tidur, tetapi hatiku bangun..
Dengarlah kekasihku mengetuk
Kanku buka pintu hatiku
Tuk kekasihku, pujaanku, idamanku
Tetapi kekasihku telah pergi, lenyap
Seperti pingsan aku ketika ia menghilang
Kucari dia, tetapi tak kutemui
Kupanggil dia, tetapi tak disambut
Katakanlah, bahwa sakit asmarakah aku
Kekasihku..
Taruhlah aku seeprti materai pada hatimu
Karena cintaku kuat seperti maut
Nyalanya seperti nyapa api
Yang siap membakar hatiku
Air tak dapat memadamkannya
Sungai – sungai tak dapat menghanyutkannya
Rindu dan cinta selalu mengikat adanya
Engkaulah kekasih belahan jiwaku
Engkaulah kekasih segalanya bagiku
Aku tutup hati yang besar
Aku gantung lidah yang pasik
Jantungku sudah kugantung
Hatiku sudah kurantai
Aku gantung lidah yang pasik
Jantungku sudah kugantung
Hatiku sudah kurantai
WARUNG SASTRA ~ GURINDAM
Orang malas jatuh sengsara
Orang rajin banyak saudara
Jika suami tak berhati lurus
Istripun kelak menjadi kurus
WARUNG SASTRA ~ PUISI
R I N D U
Butir-butit rinduku,yang terkembang jauh
Terbawa angina melintasi angkasa sunyi
Semoga sesampai di hadapanmu mau luruh
Sempat kau punguti biar mekar dihati
Sementara rongga siang terisi hening cerah
Duduk di bawah rimbun duduk angkeh mendesah
Mataku menancap di pinggang gunung membiru
Tersaput hutan subur sesubur tubuhmu
Dan ketika sepasang burung bercumbu di ranting tinggi
Sedang mentari tetap gencar membatap bumi
Aduh betapa lumat diremas sepi
Dari Puisi-puisi dari Kebun Cengkeh
Oleh Piek Ardjanto Suprijadi
R I N D U
Butir-butit rinduku,yang terkembang jauh
Terbawa angina melintasi angkasa sunyi
Semoga sesampai di hadapanmu mau luruh
Sempat kau punguti biar mekar dihati
Sementara rongga siang terisi hening cerah
Duduk di bawah rimbun duduk angkeh mendesah
Mataku menancap di pinggang gunung membiru
Tersaput hutan subur sesubur tubuhmu
Dan ketika sepasang burung bercumbu di ranting tinggi
Sedang mentari tetap gencar membatap bumi
Aduh betapa lumat diremas sepi
Dari Puisi-puisi dari Kebun Cengkeh
Oleh Piek Ardjanto Suprijadi
P A G I
Matahari telah berjingkrak
Berseri muka bercermin hati
Angin menggesek biola
Dirimbun daunan pagi
Matahari telah berjingkrak
Langit lepas berteriak
Hamparkan birunya
Bentangkan luasnya
Matahari telah berjingkrak
Berjingkraklah aku
Di pagi yang mencuci muka
Dengan kesegaran sehabis
Membuka jendela
Menyalam semesta
Karya Rachmat Djoko Pradopo
Matahari telah berjingkrak
Berseri muka bercermin hati
Angin menggesek biola
Dirimbun daunan pagi
Matahari telah berjingkrak
Langit lepas berteriak
Hamparkan birunya
Bentangkan luasnya
Matahari telah berjingkrak
Berjingkraklah aku
Di pagi yang mencuci muka
Dengan kesegaran sehabis
Membuka jendela
Menyalam semesta
Karya Rachmat Djoko Pradopo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar